Thursday, May 28, 2009

Rahasia Keabadian Revolusi Imam Husein as

Cinta Tingkatkan Efisiensi Iman

Pada prinsipnya, iman tidak akan pernah efisien selama tidak dibarengi secara emosional dengan cinta yang yang dalam. Cinta secara luar biasa mampu meningkatkan efisiensi iman dalam aksi dan gerak. Tanpa cinta kita tidak akan pernah berhasil memajukan gerakan kebangkitan. Derajat tertinggi cinta dalam pemikiran Islam adalah cinta kepada Ahlul Bayt dan kita memiliki itu. Puncak cinta termanifestasikan dalam peristiwa Karbala, Asyura, dan pengorbanan hamba-hamba Allah pada hari itu. Semuanya tercatat dalam sejarah dan budaya Syiah.

(Petikan pidato Rahbar dalam pertemuan dengan para ulama menjelang bulan Muharram. 2 Agustus 1989).
________________________________________

Arbain Abadikan Revolusi Imam Husein as untuk Selamanya

Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih kepada kalian semua saudara dan saudari khususnya para ulama, keluarga para syahid, tawanan perang, pejuang yang belum ditemukan, veteran perang, kepada mereka yang mengabdi melayani kalian yang datang dari berbagai daerah dan berbagai lembaga. Saya berharap semoga lembaga-lembaga bantuan kemanusiaan seperti Bulan Sabit Merah dan Lembaga Syahid tetap melanjutkan pengabdiannya yang berharga kepada orang-orang yang pada hakikatnya adalah kembang masyarakat kita. Semoga mereka dapat mengabdi dengan lebih baik dan melestarikan kenangan berharga para syuhada dalam berbagai aktifitas budaya, seni dan tabligh.

Mengingat hari ini mendekati malam Arbain Sayyid As-Syuhada Imam Husein as saya akan menyampaikan beberapa tema yang ada kaitannya dengan usaha mulia demi menghidupkan kenangan dan nama syuhada di zaman kita.

Pada prinsipnya, urgensi Arbain kembali pada langkah bijak yang dilakukan keluarga Rasulullah SAW. Langkah mereka ini sejatinya telah mengabadikan revolusi Imam Husein as. Bila keluarga syuhada dan pewaris asli Asyura yang masih hidup tidak berusaha melestarikan kenangan dan bekas-bekas syahadah di berbagai peristiwa seperti kesyahidan Imam Husein as di hari Asyura, generasi berikutnya pasti tidak mampu memetik banyak manfaat dari hasil-hasil syahadah tersebut.

Benar, Allah swt menghidupkan para syuhada di dunia ini dan dengan sendirinya syahid akan abadi dalam sejarah dan ingatan masyarakat. Namun sama seperti urusan lainnya, Allah tetap mengatur masalah ini secara alamiah dengan meletakkannya pada iradah dan kehendak kita. Kebulatan tekad yang benar dan tepat dari kitalah yang mampu menghidupkan dan melestarikan memori, kenangan dan filsafat syahadah.

Bila Sayyidah Zaenab Al-Kubra as dan Imam Sajjad as di hari-hari ketika mereka ditawan; baik pada sore hari Asyura di Karbala maupun di hari-hari berikutnya di sepanjang perjalanan Syam, Kufah dan juga ketika mereka dikelilingkann di kota Syam begitu pula setelah itu pada saat mereka berziarah ke Karbala lalu kembali ke Madinah serta tahun-tahun berikutnya ketika kedua figur besar itu masih hidup, jika dalam rentang waktu itu mereka tidak berjuang mengungkap peristiwa Asyura, hakikat filsafat Asyura, tujuan Imam Husein as dan kezaliman yang dilakukan musuh terhadap beliau, sudah tentu peristiwa Asyura tidak akan hidup, bergelora dan tetap berkobar hingga hari ini.

Mengapa Imam Shadiq as dalam hadisnya mengatakan, "Barang siapa yang membaca satu bait puisi tentang peristiwa Asyura dan membuat orang-orang menangis karena bacaan puisi tersebut, Allah pasti memasukkannya ke dalam surga"? Sebab, seluruh mesin-mesin propaganda musuh berusaha mengucilkan dan memadamkan semangat peristiwa Asyura serta menutup-nutupi pesan Asyura, bahkan secara keseluruhan mereka berusaha mengubur segala hal yang berbau Ahlul Bayt, agar masyarakat tidak mengatahui apa yang sebenarnya terjadi. Hari-hari itu sama seperti yang terjadi di zaman kita. Kekuatan-kekuatan zalim berusaha sekuat tenaga memanfaatkan propaganda dengan berbohong, punya tujuan buruk dan penuh kelicikan. Dalam situasi yang demikian, apakah mungkin peristiwa Asyura yang begitu agung terjadi di padang pasir yang terpencil dari dunia Islam mampu bertahan, berdenyut dan tetap bergelora? Pasti kalau bukan karena jerih payah tersebut, Asyura telah terlupakan.

Yang menghidupkan kembali memori Asyura adalah usaha keras mereka yang ditinggal Imam Husein bin Ali as. Perjuangan Sayyidah Zaenab as dan Imam Sajjad as serta pribadi-pribadi besar lainnya seberat perjuangan yang dilakukan oleh Imam Husien bin Ali as dan sahabat-sahabatnya sebagai pengibar bendera perjuangan. Bedanya, medan yang dihadapi bukan lagi medan pertempuran, tapi medan propaganda dan budaya. Kita harus perhatikan poin-poin ini.

(Petikan pidato Rahbar dalam pertemuan dengan berbagai lapisan masyarakat tanggal 20 September 1989)
________________________________________

Emosional terkait Asyura dan Imam Husein as lebih kuat dibandingkan segala emosi yang ada. Itulah mengapa ia lebih dapat menjamin emosi manusia ketimbang lainnya. Tawalli dan tabarri bermakna cinta kepada Ahlul Bayt dan benci terhadap musuh, ikatan persaudaraan di satu sisi dan berlepas diri dari musuh di sisi yang lain. Emosi ini membuat manusia mampu berbicara selama setahun dan tetap menemukan pendengar. Kalian harus bersungguh-sungguh mengasah emosi ini, sehingga di akhir tahun mampu mengubah para audien menjadi orang-orang revolusioner. Karena bila hubungan dan emosi ini tidak ada, mereka tidak akan mendengarkan ucapan kalian dan tidak menganggapnya penting.

(Petikan pidato Rahbar dalam pertemuan dengan anggota Dewan Koordinator Tabligh Islam dan Panitia Pelaksana Peringatan Sepuluh Fajar Revolusi Islam, 1 Januari 1991)
________________________________________

Darah Imam Husein bin Ali as tidak tumpah secara sia-sia. Mereka telah membuat Imam Husein bin Ali as mati syahid secara tragis. Musuh secara lahiriah berhasil membuat orang-orang mulia itu mati syahid. Secara lahiriah Yazid yang tampak menang, namun secara batin Imam Husein bin Ali as yang menang. Imam Husein bin Ali as mengorbankan darahnya demi kelestarian Islam dan di jalan ini beliau berhasil mendapat taufik ilahi dan bisa menjamin kelanggengan Islam.

(Petikan Pidato Rahbar dalam pertemuan dengan para keluarga syuhada kota Ilam, 3 Januari 1991)
________________________________________

Pergunakan kesempatan ini. Berkat perjuangannya, Imam Husein bin Ali as berhasil menghidupkan kembali Islam. Pada hakikatnya Islam telah dihidupkan dan dibebaskan oleh darah dan kebangkitan Imam Husein bin Ali as. Kini dengan motifasi mengenang nama dan pidato-pidato Imam Husein as kalian harus menjelaskan hakikat Islam. Perkenalkan Al-Quran dan Hadis. Bacakan Nahjul Balaghah kepada masyarakat dan jelaskan berbagai hakikat Islam. Salah satu dari hakikat itu adalah pemerintahan hak yang dapat disaksikan di Iran, pemerintahan alawi dan nabawi yang termanifestasikan dalam Republik Islam Iran. Kenyataan ini harus disampaikan kepada masyarakat. Ini merupakan ajaran Islam paling tinggi. Jangan sampai ada yang beranggapan dapat menjelaskan mengenai Islam, tapi melupakan pemerintahan Islam yang telah mengkristal di bumi Iran. Ini adalah pesan kami kepada kalian.

Segala puji bagi Allah, karena semua berkah ada dalam diri Anda semua yang terhormat, Anda para tokoh, khususnya para santri muda yang penuh semangat, mukmin dan cendikia. Pada mulanya, kelompok ini jugalah yang menyebarkan gerakan kebangkitan ini. Dengan menggunakan hadis Nabi mereka menyamakan sahabat-sahabatnya dengan lebah. Ayat berikut ini nyata di depan mata mereka:

و اوحى ربّك الى‏النّحل ان اتّخذى من‏الجبال بيوتاً و من‏الشّجر و مما يعرشون. ثمّ كلى من كلّ الثمرات فاسلكى سبل ربّك
"Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu..." (Q.S. 16: 68-69).

Mereka menghisap hakikat dan memberikan madu murni kepada orang-orang yang haus akan hakikat, karena madu sebagi penyembuh bagi manusia. Saat ini juga demikian. Sekarang para santri, cendekia dan para mubaligh muda dengan menggunakan pengalaman-pengalaman para guru dan pakar di bidang ini, harus mengokohkan beban tanggungannya dan dengan hanya berharap kepada Allah, demi Allah, di jalan Allah serta dengan niat mendekatkan diri kepada Allah berangkat menjelaskan semua hakikat ini ke seluruh penjuru negeri dan dunia dengan bahasa yang tepat.

(Petikan pidato Rahbar dalam pertemuan dengan para ulama menjelang bulan Muharram, 24 Mei 1995)
________________________________________

Syahadah Hakikat yang Agung

Bila hakikat syahadah ini tetap hidup dengan perantara orang-orang yang saat ini memiliki rasa tanggung jawab terhadap syuhada, maka hakikat ini akan tetap hidup, terjaga, suci dan agung. Sejarah masa depan kita akan tetap memanfaatkan pengorbanan besar yang telah mereka lakukan. Sebagaimana umat manusia sampai saat ini akan mengambil pelajaran dari cucuran darah pemimpin para syahid dalam sejarah Abu Abdillah Husein as. Karena orang-orang yang mewarisi cucuran darah tersebut telah mempergunakan darah ini dengan sebaik-baik pemikiran dan sebaik-baiknya cara untuk menjaganya agar tetap hidup.

(Penggalan dari pidato Rahbar dalam pertemuan dengan keluarga para perwira syuhada provinsi Tehran 7 Mei 1997)
________________________________________
Pada peroide Imam Husein as mayoritas golongan elit, orang-orang saleh dan orang-orang mukmin mengucilkan diri, merasa ketakutan dan mengundurkan diri sehingga kebatilan berhasil menang, Yazid pun uasa, pemerintahan Bani Umayah berkuasa selama sembilan puluh tahun, pemerintahan Bani Abbas berkuasa dan tetap berkuasa selama lima sampai enam abad. Alasannya karena tidak ada pengorbanan. Lalu apa yang dirasakan oleh masyarakat! Apa yang dirasakan umat Islam dan apa yang dirasakan oleh orang-orang mukmin!

(Petikan pidato Rahbar dalam pertemuan dengan keluarga para perwira syuhada provinsi Tehran 7 Mei 1997)
________________________________________

Hidup secara terhormat selalu dibarengi banyak musibah. Peristiwa Asyura Imam Husein as sendiri penuh dengan berbagai macam musibah. Sungguh hal yang menakubkan. Bagaimana Allah swt menjadikan peristiwa Asyura Imam Husein as ini penuh dengan musibah dahsyat dan dialami oleh manusia-manusia besar, terhormat, sabar dan selalu bersyukur. Manusia-manusia besar ini dipimpin oleh Imam Husein as. Masalah hidup secara terhormat dan musibah yang terjadi di peristiwa Asyura merupakan kejadian luar biasa dalam sejarah umat manusia. Begitu juga dari sisi kedahsyatan musibah-musibah tersebut dan macam-macamnya yang terjadi secara bersamaan dari pagi sampai sore. Sulit dicari bandingannya di dunia. Sementara dari sisi lain, kesabaran yang ada dalam menghadapi musibah-musibah ini juga tidak ada bandingannya dalam sejarah.

Kesyahidan, keteraniayaan, keterasingan, kehausan, tekanan yang menyakitkan terhadap seseorang karena menyaksikan derita keluarganya, kekhawatiran akan masa depan, begitu juga kehilangan orang-orang yang dicintai, yakni Imam Husein as, keluarga, anak-anak, serta para sahabatnya dan setelah itu penderitaan akibat ditawan, dan yang menawan bukan orang-orang yahng terhormat. Seseorang mungkin masih dapat bertahan saat ditawan oleh orang yang terhormat, tapi yang terjadi tidak demikian. Karena mereka yang menawan ini bukan orang-orang mulia, bukan manusia, tetapi wujud yang bengis.

Keluarga Imam Husein bin Ali as mampu bertahan menghadapi kondisi mereka yang ditawan setelah menyaksikan berbagai musibah dari pagi hingga sore hari. Siapa mereka ini yang mampu bertahan sedemikian rupa? Mereka adalah Imam Sajjad as, Sayyidah Zainab as sebagai perpanjangan posisi imamah dan kemudian para wanita dan anak-anak yang secara lahiriah tidak memiliki kedudukan spiritual yang tinggi seperti wilayah dan imamah, namun mereka bertahan. Inilah rahasia besar yang membuat peristiwa Asyura tetap abadi.

(Petikan pidato Rahbar dalam pertemuan dengan keluarga besar para tawanan dan orang-orang yang belum ditemukan dalam perang delapan tahun 21 Mei 997)
________________________________________

Imam Husein bin Ali as bersama seluruh pemuda dan orang-orang besar dari keluarganya; saudara laki-laki, anak-anak, famili, para pemuda dan sahabatnya yang pemberani telah syahid dan dikuburkan dalam keadaan terasing. Tidak ada orang yang mengiringi prosesi pemakaman mereka dan tidak juga ada orang yang mendirikan acara berkabung atas kesyahidan mereka. Orang-orang dengan anggapannya yang salah berpikir bahwa bila Imam Husein as dan keluarganya tetap hidup, maka mereka akan melakukan pembalasan dendam. Mereka berpikir bahwa dengan syahidnya Imam Husein as dan rombongannya, masalah telah selesai. Imam Sajjad as selama tiga puluh empat tahun setelah peristiwa itu, secara lahiriah hidup terkucil. Secara lahiriyah, beliau tak punya tentara, tak punya pendukung dalam jumlah cukup,dan tidak punya atribut apapun. Abu Al-Fadhl Al-Abbas as juga salah satu syuhada di hari Asyura. Kekuatan-kekuatan materialistik yang berkuasa dengan logika materi biasanya punya anggapan salah bahwa Imam Husein as dan keluarganya telah habis dan musnah. Namun kalian melihat kenyataan sebenarnya tidak demikian. Imam Husein as dan keluarganya belum habis. Mereka tetap ada dan semakin hari kebesaran, keperkasaan dan daya tarik serta pengaruhnya semakin bertambah. Mereka berhasil menarik dan menguasai hati umat manusia dan lingkaran keberadaannya semakin luas. Kini ratusan juta umat Islam baik Syiah maupun bukan Syiah mencari berkah atas nama mereka. Mengambil pelajaran dari ucapan-ucapan mereka. Mengenang mereka. Ini semua adalah kemenangan dalam sejarah, kemenangan sejati dan abadi.

Pertanyaan yang muncul dalam benak manusia adalah apakah masalah yang sebenarnya terjadi? Apa rahasia kelestarian ini? Menurut saya, ini merupakan salah satu hakikat hidup yang paling mendasar sekaligus paling jelas dan paling umum. Hanya saja -seperti semua hakikat yang nyata- hakikat ini tidak menggugah perhatian orang-orang yang lalai. Semua hakikat alam merupakan kejadian penting. Matahari, bulan, pergantian malam dan siang, munculnya berbagai macam musim, kelahiran, kepergian, kematian, kehidupan, masing-masing kejadian ini merupakan pelajaran bagi setiap manusia dan layak direnungkan. Namun orang lalai tidak memperhatikan semua ini. Orang-orang yang suka berpikir saja yang memperhatikan, menggunakan dan memanfaatkannya. Hakikat yang kami sampaikan juga bagian dari hakikat yang nyata ini yang ada sepanjang sejarah yaitu kita memiliki dua faktor kekuatan: Faktor kekuatan materi dan faktor kekuatan spiritual. Faktor kekuatan materi yakni uang, kekuatan fisik dan militer, serta hal-hal yang dilakukan oleh para penguasa umumnya di sepanjang sejarah. Kalaupun mereka berhasil, hasilnya hanya beberapa saat saja. Coba kalian perhatikan seberapa lama penguasa-penguasa dunia ini hidup? Berapa lama mereka bisa menikmati hasilnya setelah peperangan, politisasi dan segala usaha yang dilakukannya! Sangat sebentar dan hanya berlangsung beberapa tahun yang pada dasarnya tidak seberapa.

Ada juga sejumlah faktor kekuatan spiritual yakni iman, kesucian dan ketakwaan, kejujuran, kebenaran, prinsip-prinsip ilahi dan agama bersama perjuangan. Kekuatan ini adalah kekuatan abadi. Kekuatan yang bisa didapatkan dari jalan ini bukan kekuatan yang diperoleh lewat lobi, transaksi, dan untuk kesenangan dunia. Ia adalah kekuatan abadi sejarah. Kekuatan yang menentukan nasib umat manusia dan akan kekal abadi. Sebagaimana para nabi hidup sampai kini. Para pembawa obor keadilan dalam sejarah umat manusia hidup sampai kini. Bagaimana mereka tetap hidup? Yakni garis yang mereka buat dan perjuangkan tetap abadi dalam kehidupan umat manusia dan berupa sebuah pemahaman abadi dan pelajaran bagi umat manusia.

Kini segala kebaikan, keindahan dan kebajikan yang ada untuk manusia bersumber pada pelajaran-pelajaran tersebut dan lanjutan dari pelajaran-pelajaran para nabi dan lanjutan usaha-usaha para pembaharu dan penuntut kebaikan. Semua itu akan tetap abadi.

Imam Husein as memiliki faktor kekuatan spiritual. Meskipun Imam Husein as sendiri telah syahid, namun perjuangan beliau tidak bertujuan untuk meraih kesenangan beberapa saat di dunia ini, sehingga kita katakan, sekarang kan beliau sudah syahid, kalau begitu beliau kalah. Perjuangan Imam Husein as bertujuan untuk mengabadikan dan mengokohkan garis tauhid, garis kekuasaan Allah, garis agama, keselamatan dan kebaikan manusia di antara umat manusia. Karena ada upaya yang terus berusaha untuk memusnahkan garis ini secara keseluruhan. Kini kalian juga melihat contohnya.

Pada satu periode ketika kita dahulu mengatakan hakikat-hakikat ini, yang hanya bayangan dalam benak. Namun kini hakikat-hakikat yang hanya terbayang dalam benak selama ini telah terwujud. Kini kalian melihat bahwa kekuatan-kekuatan dunia saat ini berupaya dan mengeluarkan banyak biaya agar dapat menghapus garis kekuasaan agama dari muka bumi. Di satu belahan dunia muncul peristiwa di mana sebuah bangsa bangkit dan mendirikan kekuasaan agama dan prinsip-prinsip agama yang bertentangan dengan kemauan kekuatan-kekuatan dunia. Ini, pelajaran bagi bangsa-bangsa lain di dunia. Kini ada usaha untuk menghapus garis ini.

Masalahnya mereka tidak hanya ingin menghancurkan pemerintahan ini. Masalahnya adalah mereka ingin menghapus inti masalah dari benak umat manusia dan sejumlah pelajaran yang tetap pada diri umat manusia dan orang-orang tidak bisa mengambil pelajaran darinya; tidak sekarang dan tidak pula untuk masa yang akan datang. Inilah tujuan usaha propaganda yang mereka lakukan selama ini. Kalau tidak, andaikata muncul sebuah sistem yang mengaku berdiri atas landasan hakikat, pemikiran dan iman dan tetap berdiri kokoh, sementara melepaskan pemikirannya, atau dengan kata lain bentuk sistem ada tapi tidak memiliki ruh, ada masyarakat namun melepaskan diri dari pemikirannya, mencampakkan prinsip-prinsipnya, sistem yang semacam ini bakal hancur. Sistem semacam ini juga diinginkan oleh para musuh agama. Bagi mereka agama sangat penting. Sebelum mereka membinasakan orang-orang dan sebelum membentuk sistem yang diinginkan oleh mereka, hal terpenting adalah pemikiran, keinginan, tujuan dan seruan itu harus terlebih dahulu dihancurkan. Cara terbaik untuk melenyapkannya adalah orang-orang yang sebelumnya meletakkan posisinya sebagai pengibar panji-panji ini tiba-tiba menyatakan bahwa "kami salah". Kalian sebagai pemikir dan analis dapat menyaksikan betapa kini dunia sedang berusaha mewujudkan hal ini. Tujuan utama kekuatan-kekuatan arogansi dunia terkait Republik Islam Iran adalah ini. Hal ini sangat penting.

Para nabi utusan Allah, wali Allah, pembaharu, syuhada dan tokoh-tokoh dalam sejarah menang di bagian ini yang menjadi bagian terpenting. Pada akhirnya manusia akan mati. Semua penguasa dan orang-orang kaya akan mati dan ini bukan hal yang patut diperhitungkan. Hal penting adalah jalan, garis dan petunjuk yang telah dicanangkan tetap ada dan keberadaannya kekal hingga kini., bahkan dari hari ke hari semakin meluas.

(Petikan pidato Rahbar dalam pertemuan dengan para komandan Pasukan Garda Revolusi Islam/Sepah-e Pasdaran dalam rangka peringatan "Hari Pasdar", 13 November 1999)

No comments: