Saturday, November 27, 2010

SUARA PEMIMPIN (16) : Prinsip-Prinsip Pemikiran Politik

Prinsip-Prinsip Pemikiran Politik Imam Khomeini ra

Saya ingin menekankan pemikiran politik Imam Khomeini ra. Ide politik Imam Khomeini ra tidak terpisahkan dari pribadi beliau yang penuh daya tarik. Rahasia keberhasilan Imam Khomeini ra terletak pada pemikiran politiknya yang terpersonifikasikan dalam sebuah sistem yang disaksikan oleh seluruh mata masyarakat dunia. Tentu saja Revolusi Besar Islam Iran mencapai kemenangan dengan perantara masyarakat. Bangsa Iran telah menunjukkan puncak kemampuan dan segala potensinya. Namun tanpa Imam Khomeini ra dan pemikiran politiknya, bangsa Iran tidak mampu melakukan pekerjaan besar semacam ini. Ide politik Imam Khomeini membuka sebuah wacana yang bahkan jangkauannya lebih luas dari hanya sekedar membentuk sistem pemerintahan Islam.

Pemikiran politik yang ditawarkan, diperjuangkan dan direalisasikan oleh Imam Khomeini ra wacana dan solusi baru bagi umat manusia dan dunia. Ada berbagai hal dalam pemikiran Imam Khomeini ra yang dibutuhkan umat manusia. Oleh karenanya, ia tidak akan pernah usang.

Orang-orang yang berusaha mengenalkan Imam Khomeini ra sebagai pribadi yang terkait dengan sejarah dan hanya bagian dari masa lalu, tidak akan berhasil dalam usahanya. Imam Khomeini ra senantiasa hidup dalam pemikiran politiknya. Selama ajaran politiknya hidup, maka kehadiran dan keberadaan Imam Khomeini ra di antara umat Islam bahkan di antara umat manusia menjadi sumber karya besar dan abadi.

Pemikiran politik Imam Khomeini ra memiliki sejumlah indikator. Kini saya akan menjelaskan beberapa poin penting dari ide-ide ini.

Pertama, dalam ajaran politik Imam Khomeini ra spiritual dan politik berkelindan erat tak terpisahkan. Politik dalam pemikiran Imam Khomeini ra tidak terpisahkan dari spiritual, tidak terpisahkan dari irfan dan tidak terpisahkan dari moral. Sebagai simbol pemikiran politiknya, Imam Khomeini ra juga berpolitik sekaligus menjaga nilai-nilai moral. Imam Khomeini ra benar-benar menjaga masalah ini. Di masa perjuangan politiknya Imam Khomeini ra memfokuskan masalah spiritual dalam perilakunya. Seluruh perilaku Imam Khomeini ra selalu bersandar pada Allah dan spiritual. Imam Khomeini ra yakin akan kehendak tasyri’i Allah dan menyandarkan diri pada sunnah ilahi. Beliau benar-benar yakin bahwa seseorang yang bangkit untuk mewujudkan syariat ilahi, pasti hukum alam dan sunnah ilahi akan membantunya. Imam Khomeini percaya bahwa “Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. 48:4).

Imam menjadikan hukum-hukum syariat sebagai basis gerakannya. Gerakan Imam Khomeini ra untuk kebahagiaan negara dan bangsa Iran berdasarkan bimbingan syariat Islam. Oleh karenanya, “taklif ilahi” (kewajiban ilahi) merupakan kunci kebahagiaan bagi Imam Khomeini ra yang berhasil menyampaikan beliau mencapai tujuan dan cita-cita besarnya.

Kedua, keyakinan yang kuat dan tulus akan peran rakyat, kehormatan manusia dan kehendak manusia. Dalam ajaran politik Imam Khomeini ra jati diri manusia selain berharga dan memiliki kemuliaan, ia juga kuat dan berguna. Hasil dari kemuliaan dan kehormatan manusia dalam menentukan nasib manusia dan sebuah masyarakat menjadikan suara rakyat punya peran mendasar dalam pemikiran politik Imam Khomeini ra. Oleh karenanya, demokrasi dalam ajaran politik Imam Khomeini ra yang diambil dari teks Islam adalah demokrasi hakiki. Tidak seperti demokrasi Amerika dan sebagainya yang hanya gembar-gembor, menipu dan memperdaya benak manusia.

Ketiga, ajaran politik Imam Khomeini ra bersifat global dan internasional. Dalam ucapan dan ide politiknya Imam Khomeini ra berbicara dengan umat manusia dan tidak dibatasi hanya dengan rakyat Iran saja. Bangsa Iran telah mendengarkan pesan Imam Khomeini ra dengan telinga hatinya kemudian berdiri tegak, berjuang dan berhasil mencapai kemuliaan dan kemerdekaanya. Perlu dicamkan bahwa ajaran Imam Khomeini ra untuk seluruh umat manusia. Pemikiran politik Imam Khomeini ra menginginkan kebaikan, kemerdekaan, kemuliaan dan keimanan bagi semua umat Islam dan umat manusia. Ini sekaligus risalah yang dibebankan di atas pundak setiap muslim.

Bedanya Imam Khomeini ra dengan mereka yang mengaku membawa misi untuk seluruh dunia terletak pada satu kenyataan penting. Pemikiran politik Imam Khomeini ra tidak ingin meyakinkan sebuah bangsa akan ide dan jalan beliau dengan perantara artileri, tank, senjata dan penyiksaan.

Orang-orang Amerika juga mengatakan, “Kami punya misi di dunia untuk memperluas hak asasi manusia (HAM) dan demokrasi.” Cara memperluas demokrasi dengan menggunakan bom atom di Hiroshima?! Menggunakan artileri dan tank, mengobarkan peperangan dan melakukan kudeta di Amerika Latin dan Afrika?! Kini Timur Tengah menyaksikan segala kecurangan, penipuan, kezaliman dan kejahatan. Dengan cara-cara ini mereka ingin memperluas hak-hak asasi manusia dan misi globalnya?! Pemikiran politik Islam tersebar ke dalam benak manusia lewat pemikiran yang benar dan ucapan baru dengan penjelasan argumentatif. Akhirnya, bagaikan hembusan angin sepoi-sepoi dan bau semerbak harum bunga pemikiran ini menyebar ke segala penjuru dunia.

Poin keempat dari pemikiran politik Imam Khomeini ra berkenaan dengan pembelaan atas nilai-nilai. Contoh jelasnya ketika Imam Khomeini ra menjelaskan masalah Wilayah Faqih. Sejak awal Revolusi Islam Iran, kemenangan revolusi hingga pembentukan sistem pemerintahan Islam, betapa banyak orang yang berusaha memperkenalkan masalah wilayah fakih secara tidak benar, buruk dan bertentangan dengan kenyataan. Akhirnya muncul berbagai kesimpulan yang tidak sesuai dengan kenyataan, kebohongan, berbagai kecenderungan dan harapan yang tidak sesuai dengan teks sistem politik Islam dan pemikiran politik Imam Khomeini ra.

Bila terkadang kalian mendengar propaganda-propaganda menarik para musuh yang menyebarkan ucapan-ucapan semacam ini, maka ketahuilah bahwa masalah ini tidak hanya terjadi di masa kini, tapi sejak awal revolusi kelompok, kader dan berbagai propaganda pihak lain telah menyatakan omongan seperti ini.

Poin kelima dari pemikiran politik Imam Khomeini ra sekaligus poin terakhir yang akan saya sampaikan terkait masalah keadilan sosial. Keadilan sosial merupakan poin terpenting dan utama dalam ajaran politik Imam Khomeini ra. Di seluruh program negara baik dari pembuatan undang-undang dan pelaksanaan hingga masalah peradilan, keadilan sosial dan penghapusan kesenjangan sosial harus menjadi perhatian dan tujuan.

Petikan dari pidato Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei dalam acara lima belas tahun wafatnya Imam Khomeini ra. 3/6/2004 (14/3/1383)

SUARA PEMIMPIN (15) : Urgensi Telaah Ulang Pemikiran Imam Khomeini ra

Urgensi Telaah Ulang Pemikiran Imam Khomeini ra

Kita rakyat Iran sebagai murid dan sahabat lama Imam Khomeini ra saat ini punya kewajiban paling utama untuk menelaah ulang pemikiran beliau. Keagungan pribadinya sebagai pemimpin besar revolusi dan permata cemerlang yang mempengaruhi seluruh dunia nampak dari pelajaran, pidato dan tuntunannya. Tentu saja masih ada jarak antara kita semua dalam mengenal pribadi agung ini dengan sempurna. Tanpa perlu dilebih-lebihkan harus dikatakan bahwa masih banyak dimensi dari pribadi agung, ruh malakuti dan manusia besar ini yang belum kita ketahui.

Kita menyaksikan kenyataan yang ada dari dekat dan begitu juga mereka yang menyaksikan pribadi agung Imam Khomeini ra dengan jarak yang sama tidak mudah untuk memahami masalah sebenarnya. Mengurutkan semua dimensi pribadi besar Imam Khomeini ra dan menganalisa berbagai bidang dari manusia besar ini memerlukan pemikiran dan perenungan tersendiri. Kesiapan ini tidak bisa kita hasilkan dengan cepat semasa hidupnya dan rentang waktu yang tidak begitu jauh sepeninggal beliau. Namun berbagai pidato beliau menjadi pelajaran berharga bagi kita dan bisa kita manfaatkan kapan saja kita inginkan.

Menelaah kembali pelajaran dan tuntunan Imam Khomeini ra memberikan kita kemampuan untuk mengenal lebih banyak dari dimensi kepribadian beliau dan dengan sendirinya pelajaran beliau membuka jalan bagi kita untuk mengikutinya. Satu dari ajaran Imam Khomeini ra pasti dapat menuntun kita menyelesaikan berbagai masalah yang muncul suatu waktu.

Mencermati kondisi kekinian Iran dan posisi strategis rakyat Iran di benak masyarakat internasional, Imam Khomeini ra mengajarkan kepada kita agar menghargai persatuan dan kesatuan yang dianugerahkan Allah kepada kita. Kini hati rakyat Iran semakin dekat satu dengan lainnya di banyak kesempatan dalam periode sepuluh tahun revolusi. Kenyataan ini juga berkat ruh malakuti Imam Khomeini ra.

Petikan pidato Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam di acara baiat rohaniwan, para pejabat dan rakyat Provinsi Zanjan, Nahavand dan Kashmir. 6/7/1989 (15/4/1368)

SUARA PEMIMPIN (14) :Membela Jalan dan Garis Imam Khomeini ra

Pesan Imam Khomeini ra:
Tawakkal dan Keyakinan Umat akan Islam dan Persatuan


Ada sebuah kalimat dalam surat wasiat Imam Khomeini ra yang mulia yang tidak boleh kita lupakan sama sekali. Imam Khomeini ra berkata, “Faktor penyebab kemenangan Revolusi Islam Iran juga faktor yang sama keberlangsungan Revolusi Islam Iran. Yaitu bertawakal kepada Allah, imam masyarakat akan Islam dan kesungguhan tekad menjalankan tugas ilahi, Islam dan persatuan adalah kunci kemenangan dan keberlanjutan Revolusi Islam Iran. Ini adalah sebuah pelajaran abadi bagi kita semua.

Kini kita menyaksikan bahwa persatuan, keakraban dan kedekatan semua orang mendominasi di negara kita. Ini adalah sebuah fenomena penting yang tercipta berkat ruh suci Imam Khomeini ra. Keikhlasan Imam Khomeini ra, sosok ilahi itu setelah meninggalnya masih mempengaruhi kondisi masyarakat Iran. Pribadi Imam Khomeini mampu mendekatkan hati-hati rakyat dan mengokohkan segala bentuk ikatan. Persatuan dan keikutsertaan kalian rakyat Iran dan hubungan erat antara kalian dan para pejabat telah disaksikan oleh seluruh dunia dan menyebabkan musuh-musuh menjadi putus asa.

Kembalinya Imam khomeini ke Iran pada tahun 1357, menyebabkan Revolusi Islam Iran menemukan kesegaran tersendiri, mengeluarkan dedaunan dan memberikan hasilnya. Allah telah memberikan taufik-Nya kepada Imam Khomeini ra dengan menetapkan keberkahan semacam dalam diri beliau. Ketika wafat ruh Imam Khomeini juga mendapat berkah dan taufik dari Allah sehingga revolusi sepeninggal beliau sama seperti hari-hari pertama kemenangan revolusi memunculkan daun dan buah yang lebih baru. Kini Revolusi Islam Iran semakin kuat dan berwibawa, sementara musuh semakin lemah dan putus asa.

Berkat Imam Khomeini ra kini kita mampu berbicara kepada dunia dengan posisi yang lebih kuat dan kokoh. Tidak boleh ada seorang pun di dunia yang menggambarkan Republik Islam Iran mulai merasa dirinya lemah. Dengan keutamaan Allah swt, kita akan menyukseskan segala urusan dalam negeri dengan kepercayaan diri yang kuat dan hubungan luar negeri akan kita perluas dengan kekuasaan dan kekuatan yang besar selama sesuai dengan prinsip-prinsip negara, demi Islam, muslimin, rakyat Iran, revolusi dan Republik Islam Iran.

Kalian harus mencamkan dengan baik ucapan Imam Khomeini ra yang disampaikan berkali-kali, “Rahasia semua kemenangan adalah persatuan dan peran serta masyarakat.” Tanpa persatuan dan keikutsertaan rakyat, bangsa Iran tidak akan mampu berbuat apa-apa. Namun bila semua masyarakat memahami rahasia ini dan mempertahankannya, pasti Allah swt akan membantu mereka. Ini sebuah janji ilahi “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami” (QS. 29: 69), “Barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, niscaya Allah bersamanya”. Ini adalah janji ilahi yang benar, jujur dan pasti terjadi.

Alhamdulillah Allah masih bersama bangsa Iran. Sungguh keberadaan Imam Khomeini ra, pemimpin agung dan manusia tak ada bandingannya merupakan nikmat terbesar yang dianugerahkan kepada kita. Kini ucapan dan nasihatnya menjadi peninggalan paling berharga bagi kita. Karena ucapan beliau adalah (sesuai dengan) kalimat Allah dan para nabi yang harus dipahami betul dan Insya Allah kita akan mengamalkannya.

Petikan pidato Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam acara baiat dari kalangan rohaniwan, para pejabat dan rakyat Provinsi Khozestan tanggal 12/7/1989 (21/4/1368)

SUARA PEMIMPIN (13) : Janji Kita Mengikuti Jalan Imam Khomeini ra

Janji Kita Mengikuti Jalan Imam Khomeini ra

Kita telah berjanji kepada Allah untuk mengikuti jalan Imam Khomeini ra;
jalan Islam, Al-Quran dan jalan kemuliaan umat Islam.


1 Kebijakan luar negeri “tidak timur dan tidak barat”,
2 mendukung orang-orang lemah dan tertindas,
3 membela persatuan dan gerakan umat Islam,
4 mengatasi faktor-faktor perselisihan dan dikotomi umat Islam di tingkat dunia,
5 perjuangan demi mewujudkan negara idaman Islam,
6 simpati terhadap masyarakat miskin dan
7 memanfaatkan seluruh fasilitas untuk merekonstruksi negara di tingkat dalam negeri

merupakan garis-garis besar program kita.

Tujuan asli
semua ini adalah menghidupkan kembali Islam dan kembali kepada prinsip-prinsip Al-Quran dan kita tidak akan mundur sehelai rambut pun dari tujuan ini.

Petikan dari pesan Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran kepada para jamaah haji Baitul Haram. 5/7/1989 (14/4/1368).

SUARA PEMIMPIN (12) : Setia Bersama Imam Khomeini ra

Setia Bersama Imam Khomeini ra

Bila kita mencintai Imam Khomeini ra, kenyataannya memang demikian dan tidak seorang pun meragukan ketulusan kecintaan bangsa Iran kepada Imam Khomeini ra, maka kita harus tetap menghidupkan jalan dan pelajarannya. Kita harus menjadikan tujuan Imam Khomeini ra sebagai tujuan sejati revolusi Islam dan bergerak selalu searah dengan tujuan itu. Kita jangan sampai membuat tujuan lain selain yang telah ditetapkan oleh beliau. Tujuan Imam Khomeini ra jelas dan pasti, tidak dibutuhkan lagi tujuan tambahan lain.

Berhubung kini Allah telah menentukan hamba-Nya yang saleh untuk menyerahkan bebannya kepada pribadi lain guna menghadap kepada Tuhannya dan tenang di sisi-Nya di tengah perjalanan ini, kita tidak akan membiarkan beban ini tergelatak begitu saja di atas tanah. Seluruh bangsa Iran, baik kecil maupun besar, para pejabat di berbagai jajaran dan setiap orang yang memegang tugas hendaknya mencamkan masalah ini dalam dirinya. Mereka harus berjanji untuk melanjutkan jalan Imam Khomeini ra dan berjalan menuju ke arah yang telah ditentukan beliau sebagai tujuan. Dalam kondisi ini, kecintaan, simpati dan pengakuan sebagai murid Imam Khomeini ra akan tulus. Kalau tidak, meskipun kita menangis karena berpisah dengan beliau dan memukul-mukul kepala dan dada, tapi kita melanjutkan jalannya dari arah lain, penghormatan dan kesetiaan kita tidak akan tulus. Kesetiaan adalah benar-benar bergerak di garis dan tujuan Imam Khomeini ra dan tidak menyeleweng.

Petikan dari pidato Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei dalam acara pembaiatan para komandan dan anggota komite Revolusi Islam Iran. 8/6/1989 (18/3/1368)

SUARA PEMIMPIN (11) :Membela Jalan dan Garis Imam Komeini ra

Membela Jalan dan Garis Imam Komeini ra

Para musuh revolusi yang masih terluka dan tengah bersembunyi, selama bertahun-tahun menanti hari-hari semacam ini. Mereka bagaikan burung-burung kelelawar yang tengah menanti terbenamnya matahari sambil menyiapkan gerakan-gerakan kotor dan busuk. Sekalipun topan emosi suci bangsa Iran yang di hari-hari ini bagaikan gunung berapi yang mencairi suasana negara, namun tidak akan memberikan kesempatan sedikit pun kepada mereka yang berhati dengki dan penyebar fitnah dalam negeri maupun musuh-musuh pendendam luar negeri untuk mewujudkan kerusuhan. Emosi suci ini pasti akan membakar segala gerakan yang bersifat memusuhi pemerintahan Republik Islam Iran. Negara yang menjadi warisan paling berharga dari Rahbar Besar Revolusi Islam Iran Imam Khomeini ra yang telah meninggal dunia. Oleh karenanya, mempertahankan kewaspadaan, kesiapan, sensitif dan ikut serta dalam berbagai kejadian penting merupakan kewajiban seluruh rakyat dalam menghadapi segala pergerakan yang meragukan di saat-saat seperti ini.

Sejak kemenangan Revolusi Islam Iran, kekuatan hegemoni dunia tidak pernah surut keinginannya untuk melemahkan dan bahkan menghancurkan Republik Islam Iran. Begitu juga mereka pasti akan melakukan aksi-aksi yang mungkin dilakukan dan tidak membutuhkan biaya mahal. Selama bangsa dan para pejabat tinggi Republik Islam Iran masih konsekuen dengan kemerdekaan, kemuliaan nasional dan prinsip-prinsip Islam, keinginan kekuatan hegemoni dunia tetap ada untuk menghancurkan Republik Islam Iran. Namun dengan keutamaan dan bantuan ilahi, berdasarkan aturan penciptaan dan sejarah mereka tidak pernah mampu melakukan apa-apa di hadapan tekad, keinginan dan kesiapan rakyat. Kelicikan dan tipu muslihat mereka tidak akan pernah berhasil. Dengan iradah Allah selamanya akan demikian. Insya Allah.

Oleh karenanya saya menghimbau kepada seluruh rakyat dan berbagai lapisan masyarakat agar tetap mempertahankan kesiagaanya, waspada dan mencermati akan berbagai konspirasi musuh serta menjadikan hal ini sebagai kewajiban revolusionernya. Semua harus berusaha mengetahui dan membongkar segala niat kotor musuh baik dari sikap politik, propaganda global, penyebaran isu dan tekanan-tekanan mereka di bidang ekonomi. Ketauhilah bahwa bila bangsa Iran tampak siap siaga dan waspada, pasti seluruh konspirasi musuh akan sia-sia belaka dan kemenangan berada di pihak bangsa Iran.

Sebagaimana telah disampaikan berkali-kali oleh Pemimpin Besar dan mulia Imam Khomeini ra dan juga disebutkan dalam wasiat politiknya, beliau menekankan pentingnya persatuan baik dalam pendapat dan barisan. Keduanya ini menjadi rahasia kemenangan Revolusi Islam. Rahasia keabadian, keselamatan dan keberlangsungan Republik Islam Iran. Beberapa hal berikut ini dapat menjadi bencana terbesar bagi sebuah bangsa yang ingin menghidupkan kembali hak-haknya yang terampas dan ingin membebaskan dirinya dari kebergantungan pada pihak asing; bangsa dibagi dalam kelompok-kelompok yang saling berselisih, membesar-besarkan perselisihan kecil dan sensitifitas tidak logis, melupakan prinsip-prinsip penting yang diakui seluruh rakyat atau setidak-tidaknya mayoritas rakyat, melupakan kehadiran musuh dan bahaya besar yang tidak dapat digantikan akibat kehadiran musuh.

Petikan dari pidato Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei di hadapan Bangsa Iran yang mulia dalam acara peringatan Imam Khomeini ra 8/6/1989 (18/3/1368)

SUARA PEMIMPIN (10) : Hidupkan Hakikat Islam yang Terlupakan

Imam Khomeini ra Hidupkan Hakikat Islam yang Terlupakan

Karya Imam Khomeini yang paling urgen di tingkat dunia Islam adalah menghidupkan kembali Islam dari sisi politik dan sosial. Sejak saat imperialisme melanda negara-negara Islam, kaum imperialis dan hegemoni berusaha sekuat tenaga untuk menghapus dimensi politik, sosial, keadilan, kebebasan dan kemerdekaan Islam dari tubuh Islam itu sendiri. Kaum imperialis terpaksa harus memisahkan dimensi politik Islam dari tubuh Islam agar mampu memperluas kekuasaannya atas bangsa-bangsa dan sumber-sumber kekayaan negara-negara Islam. Mereka menafsirkan Islam sebagai agama yang pasrah menghadapi segala peristiwa serta menyerah di hadapan penjajah dan musuh yang zalim.

Imam Khomeini ra menghidupkan kembali hakikat Islam yang terlupakan. Beliau menegakkan keadilan yang dituntut oleh Islam, mengumumkan kebencian Islam akan diskriminasi, perbedaan kasta dan aristokrasi. Imam Khomeini ra sejak awal sampai akhir usianya selalu memperhatikan lapisan masyarakat lemah, fakir dan miskin. Berkali-kali di awal dibentuknya pemerintahan Islam dan selama sepuluh tahun kepemimpinannya sebagai Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran yang penuh berkah, Imam Khomeini ra selalu menekankan kepada para pejabat dan kita semua, “Hendaknya kalian memperhatikan kondisi orang-orang lemah. Kalian berhutang budi kepada kalangan miskin negara Iran ini.”

SUARA PEMIMPIN (9) : Bebas dan Merdeka

Bebas dan Merdeka Harus Dibarengi Spiritual dan Akhlak

Kelebihan utama Imam Khomeini ra adalah kemampuannya menciptakan dinding yang kokoh untuk revolusi. Beliau tidak membiarkan revolusi ini tergerus dalam pencernaan kekuatan-kekuatan imperialis dan hegemoni. Slogan “tidak Timur dan tidak Barat, Republik Islam” atau slogan “Kemerdekaan, Kebebasan, Republik Islam” yang diajarkan dan digariskan Imam Khomeini ra punya makna yang dalam.

Revolusi Islam bersandarkan pada prinsip-prinsip konstan dan kokoh dan tidak berkiblat pada prinsip-prinsip Sosialisme yang waktu itu merupakan pondasi pemikiran Timur dan tidak juga berpihak pada prinsip-prinsip Kapitalisme Liberal sebagai landasan dibangunnya peradaban Barat. Republik Islam dengan bersikukuh pada prinsip-prinsipnya membuat Timur dan Barat begitu membenci dan betul-betul memusuhi Revolusi Islam.

Revolusi Islam dibangun di atas pondasi dan prinsip yang kokoh. Revolusi Islam berarti penerapan keadilan yang diinginkannya, kebebasan dan kemerdekaan yang menjadi nilai-nilai penting bagi bangsa-bangsa di dunia tanpa memisahkan spiritual dan akhlak. Revolusi ini merupakan gabungan dari tuntutan keadilan, kebebasan, demokrasi, spiritual dan akhlak.

Petikan dari pidato Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam pertemuan dengan para peziarah makam Imam Khomeini ra. 4/6/2002 (14/3/1381)

SUARA PEMIMPIN (8) : Keahlian Imam Khomeini ra

Keahlian Imam Khomeini ra

Keahlian utama dan pengabdian terbesar Imam Khomeini ra yang sulit dicari tandingannya adalah mampu mengeluarkan Islam dari keterasingannya. Umat Islam sebelum ini tetap merasa asing meskipun berada di rumah dan kota mereka sendiri. Islam terasing bahkan di negara tempat munculnya. Padahal musuh-musuh Islam dengan budaya atheis, korup dan sistem thagutnya mengambil dan memanfaatkan “kesempatan untuk berpikir” dari umat Islam. Dalam kondisi seperti ini, Imam Khomeini ra, keturunan para nabi dan kekuatan Allah itu berhasil membersihkan debu keterasingan itu dari wajah Islam.

Petikan dari pidato Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam pertemuan dengan rombongan pertama tamu-tamu luar negeri di acara dua tahun meninggalnya Imam Khomeini ra. 5/6/1991(15/3/1370)

SUARA PEMIMPIN (7) : Sang Guru Revolusi

Imam Khomeini ra Sang Guru Revolusi: “Kita Bisa”

Setelah kemenangan Revolusi Islam Iran, sang guru Imam Khomeini ra mengajarkan bahwa kita mampu berbuat, mampu berusaha dan mampu membangun. Kita mampu menggagas berbagai aturan untuk membangun, memroduksi dan mengonsumsi, karena itu memang budaya kita. Semangat ini harus kita pakai di masa membangun negara. Kita tidak akan mengabaikan apa yang telah dihasilkan oleh orang lain. Tentu saja bila kondisi memaksa kita harus memanfaatkan apa yang dimiliki orang lain baik sains, fasilitas, teknologi dan teknik demi mencapai tujuan yang telah digariskan. Kita tidak akan melewatkan semua ini begitu saja.

Kita harus menjadikan semua ini sebagai alat dan jembatan guna menggelorakan potensi membangun yang tersimpan dalam negara ini. Di mana saja kita mampu akan kita produksi di dalam negeri. Kita harus mendahulukannya ketimbang memanfaatkan dan mengkonsumsi produksi luar negeri. Apa saja yang diproduksi di dalam negeri pasti lebih berkah ketimbang barang yang sama dari luar negeri. Produksi dalam negeri lebih baik dari pada berbagai produk yang masuk dari pintu-pintu impor.

Petikan pidato Rahbar atau Pemimpin Besar Republik Islam Iran Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei saat bertemu dengan Menteri Perminyakan dan para pejabat Departemen Perminyakan Republik Islam Iran. 3/12/1991 (12/9/1370)

SUARA PEMIMPIN (6) : Faktor Keberhasilan

Visi dan Sabar Faktor Keberhasilan Perjuangan Imam Khomeini ra dan umat

Hakikat kedua, visi dan kesabaran faktor penting keberhasilan perjuangan Imam Khomeini ra dan bangsa pemberani Iran adalah pencerahan hati dan sabar, perjuangan yang dibarengi visi seperti yang disebutkan oleh Imam Ali as, “Tidak ada yang mampu membawa ilmu ini kecuali orang-orang yang memiliki visi dan kesabaran.” Alasannya lebih dikarenakan kini perjuangan tidak menghadapi kekafiran dan kesyirikan murni sehingga front yang dihadapi jelas dan gamblang. Kini perjuangan menghadapi kemunafikan, kelicikan, slogan-slogan kosong, pembohong dan pembual yang memenuhi corong-corong istikbar di seluruh penjuru dunia.

Semua pada berlomba-lomba berbicara mengenai hak asasi manusia (HAM) dan semua itu hanya bohong belaka. Banyak yang berbicara mengenai Islam dan ternyata isinya hanya kebohongan. Islam yang mereka wacanakan sesuai dengan keinginan dan kecenderungan para penguasa dari kekuatan-kekuatan besar. Sebagian malah berteriak-teriak mengenai persamaan, namun semua itu bohong besar, baik yang telah disampaikan dahulu maupun yang akan datang.

Oleh karenanya, perjuangan di zaman ini sebuah perjuangan yang sulit, sebab di satu sisi menghadapi kekuatan-kekuatan arogan dunia dan di sisi lain menghadapi kekuatan propaganda dan pembenaran para pembohong dan munafik imperialis dan antek-anteknya.

Manusia yang tidak memiliki visi sangat mudah tertipu. Di dunia saat ini banyak orang yang simpati dengan Islam, namun mudah tertipu. Mereka tidak mengenal yang mana musuh dan tidak mampu memilih dan memilah untuk mengikuti front yang mana. Berkat visi yang dimiliki rakyat Iran dibarengi kesabaran dan perjuangan, Imam Khomeini ra berhasil melewati jalan ini dan berhasil. Beliau sendiri punya peran paling menentukan dalam menciptakan visi dan kesabaran dalam diri rakyat Iran. Di mana saja muncul gerakan dan perjuangan, pasti muncul pribadi-pribadi simpatik yang berusaha untuk menyelamatkan masyarakat. Namun mereka harus tahu bahwa jalan yang tengah ditempuh harus dilalui dengan kecerdasan, kewaspadaan, visi, kesabaran dan perjuangan.

Hakikat ketiga, Republik Islam Iran kini telah berubah menjadi pusat gerakan dalam upaya menerapkan cita-cita Islam di dunia. Kenyataan ini dipahami dengan baik oleh dunia; baik mayoritas umat Islam, kalangan lemah dan tertindas di dunia atau golongan mustakbirin. Itulah mengapa Iran berada pada posisi puncak permusuhan dunia. Di sela-sela ucapan musuh yang terkesan hangat dan bersahabat, selalu saja dapat ditemukan dendam dan kebencian mendalam terhadap Iran. Kita tahu betul betapa golongan mustakbirin begitu membenci dan memusuhi Republik Islam Iran, rakyat Iran dan Imam Khomeini ra. Musuh begitu membenci Imam Khomeini ra dan tidak pernah berkurang permusuhan mereka terhadap beliau. Hal itu dikarenakan mereka menganggap Imam Khomeini ra masih hidup. Bila kaum mustakbirin dan alat-alat propagandanya menganggap beliau telah meninggal dan gerakannya telah berakhir, tentu saja mereka tidak akan memusuhi pribadi dan namanya setelah dua tahun beliau meninggal seperti yang dilakukan saat ini.

Iran Islam, Iran Imam Khomeini ra, Iran revolusi telah menjelma menjadi pusat gerakan agung dan global umat Islam dan karena hal ini Iran juga kini menjadi pusat permusuhan. Tentu saja kenyataan ini seharusnya tidak membuat kita sedih, tapi malah harus gembira. Tidak membuat kita cemas, bahkan menjadikan kita penuh harapan. Kenyataan ini menunjukkan bahwa kita kuat dan menjadi ancaman besar bagi kepentingan kekuatan hegemoni dunia, mereka yang korup dan para penjarah. Sikap permusuhan yang ditunjukkan kekuatan hegemoni internasional seharusnya membuat kita lebih yakin bahwa jalan yang telah kita pilih adalah benar dan sebuah keberhasilan demi memajukan revolusi dan membangun negara dan masyarakat. Bila gerakan kita dalam melawan kepentingan musuh umat manusia dan di jalur maslahat revolusi dan negara berada pada rel yang salah, musuh tidak akan memusuhi kita seperti ini.

Kini semua media dan alat propaganda internasional memusuhi kita dengan berbagai cara. Mungkin saja ada sebagian radio atau sumber-sumber berita tidak secara transparan menghina dan memusuhi kita, namun jangan memahami itu sebagai bentuk persahabatan mereka. Karena mereka tahu bahwa permusuhan terhadap kita yang dilakukan secara terang-terangan akan membuat bangsa-bangsa di dunia lebih simpati kepada kita. Oleh karena itu, mereka pilih cara memfitnah kita sebagai ganti permusuhan secara terang-terangan. Mereka berusaha membuktikan betapa mereka begitu dekat dengan kita dan menampakkan seolah-olah kita begitu berharap dan berpikiran positif terhadap mereka! Ini termasuk bagian dari cara licik dan kebusukan mereka.

Petikan Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei dalam acara dua tahun wafatnya Imam Khomeini ra 4/6/1991 (14/3/1370)

SUARA PEMIMPIN (5) : Pusat Gerakan Global

Republik Islam Iran Pusat Gerakan Global Umat Islam Sedunia

Imam Khomeini ra sumber kekuatan dan kemuliaan umat Islam
Hari ini saya akan menyampaikan beberapa hakikat yang nyata dan jelas. Setelah itu, mengambil satu kesimpulan untuk bangsa Iran dan satu kesimpulan untuk seluruh umat Islam sedunia.

Hakikat pertama adalah Imam Khomeini ra telah memberikan kekuatan dan kemuliaan kepada Islam dan umat Islam. Sebuah hakikat yang tidak dapat dipungkiri oleh seorang pun. Terlebih lagi bila ia bersikap obyektif. Selama ini musuh-musuh Islam selalu ingin melemahkan Islam. Mereka selalu berusaha untuk mengikis Islam dari kehidupan manusia, bahkan dari benak umat Islam, apa lagi dari benak non muslim. Sangat disayangkan bahwa dalam usaha ini mereka cukup berhasil. Dalam politik kotor ini, negara-negara boneka dan korup membantu total kekuatan imperialis dan jaringan internasional musuh Islam.

Imam Khomeini ra meniupkan semangat dan keceriaan kepada umat Islam dan menghidupkan kembali Islam. Saat ini Islam di banyak negara menjadi motivator, harapan, dan sumber pencerahan. Salah satu contohnya adalah Palestina yang mulia. Bertahun-tahun perjuangan dilakukan di sana atas nama Palestina dan semuanya gagal dan kandas.

Kini bangsa Palestina berjuang dengan memakai nama Islam. Perjuangan memasuki babak baru dengan lebih terorganisir yang akhirnya menyeret berbagai kelompok, tokoh-tokoh dan para pemimpin ikut bersama rakyat Palestina. Perjuangan yang semacam ini tidak akan terkalahkan. Bila perjuangan rakyat tetap berlangsung, pada akhirnya mereka pasti mencapai kemenangan. Ini karena berkah Islam dan Imam Khomeini ra yang telah menghidupkannya. Imam Khomeini ra telah menyadarkan hati nurani umat Islam. Kini di negara-negara Islam di utara Afrika ada kelompok-kelompok yang berjuang atas nama Islam dengan tujuan mendirikan pemerintahan Islam dan banyak kemajuan yang mereka capai.

Siapa yang dapat membayangkan kondisi semacam ini sebelum kebangkitan Imam Khomeini ra?

Umat Islam di Timur dan Barat dunia Islam telah sadar dan bangkit. Minoritas umat Islam di negara-negara Eropa dan selain Eropa yang pemerintahannya kafir dan atheis mulai menemukan identitasnya. Jati diri dan kepribadian Islam tumbuh pada diri setiap umat Islam. Semua ini berkat Imam Khomeini ra dan gerakan agungnya.

SUARA PEMIMPIN (4) : Maha Karya

Maha Karya Imam Khomeini ra

Karya besar Imam Khomeini ra yang paling utama adalah menghidupkan Islam. Selama dua ratus tahun jaringan kolonialisme selalu berusaha agar Islam dilupakan. Salah satu perdana menteri Inggris saat bertemu dengan para politikus kolonialis dunia menyatakan bahwa kita harus berusaha mengucilkan Islam di negara-negara Islam! Sebelum dan sesudah ini mereka mengucurkan dana luar biasa dengan tujuan mengasingkan Islam dari kehidupan sosial dan dari benak dan perilaku setiap individu. Karena mereka tahu betul agama Islam berpotensi menjadi penghalang terbesar bagi aksi-aksi perampokan dan penjajahan yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan besar dan kaum imperialis. Namun Imam Khomeini ra muncul dan menghidupkan kembali Islam serta mengembalikannya tidak hanya dalam setiap benak dan perilaku manusia tapi juga dalam kancah politik dunia.

Karya besar beliau yang kedua adalah mengembalikan semangat umat Islam meraih kemuliaannya. Bila Islam sebelumnya hanya dapat ditemukan dalam wacana, analisa, mata kuliah dan kehidupan manusia, kini berkat kebangkitan Imam Khomeini ra umat Islam kembali menemukan kemuliaannya di seluruh dunia.

Salah seorang muslim yang hidup di satu negara besar, di mana umat Islam di sana termasuk minoritas, bekata kepada saya, “Sebelum kemenangan Revolusi Islam, saya tidak pernah menampakkan identitas saya selaku seorang muslim. Meskipun budaya negara tersebut memperbolehkan kami memiliki nama khas terkait negara asal dan keyakinan, meskipun setiap keluarga muslim memberikan nama Islam kepada anak-anaknya, namun mereka tidak berani menampakkan nama tersebut dan malu menyebutnya! Tapi setelah kemenangan Revolusi Islam, kami bangga memakai dan menyebut nama Islam. Bila masyarakat bertanya kepada kami, siapa anda? Pertama yang kami jawab dengan bangga adalah nama Islam kami.

Dengan demikian berkat karya besar yang dilakukan oleh Imam Khomeini ra, umat Islam di seluruh dunia merasa mulia dan bangga dengan kemusliman dan agama Islamnya.

Karya besar Imam Khomeini ra yang ketiga adalah membangkitkan orang-orang muslim di berbagai penjuru dunia untuk merasakan apa yang dialami umat Islam lainnya. Sebelum ini orang-orang muslim di mana saja berada tidak pernah membicarakan masalah umat Islam bahkan sebagian tidak menganggap penting apa itu umat Islam. Namun kini setiap orang yang mengaku dirinya muslim mulai dari tempat terjauh di Asia hingga jantung Afrika, seluruh Timur Tengah, Eropa dan Amerika merasakan dirinya bagian dari masyarakat besar dunia bernama umat Islam. Imam Khomeini ra sosok yang mampu menciptakan rasa solidaritas terhadap umat Islam dalam diri tiap-tiap muslim dan ini merupakan senjata terbesar dalam membela umat Islam dalam menghadapi kekuatan-kekuatan istikbar.

Karya besar Imam Khomeini ra yang keempat adalah menggulingkan salah satu referensi rezim paling kotor dan paling bergantung di kawasan dan dunia. Menggulingkan pemerintahan monarki di Iran merupakan karya besar yang dapat dibayangkan oleh seseorang. Karena sejatinya merupakan benteng kokoh kolonialis di kawasan Teluk Persia dan Timur Tengah. Benteng ini berhasil diruntuhkan oleh Imam Khomeini ra.

Karya besar Imam Khomeini ra yang kelima mendirikan pemerintahan berdasarkan ajaran dan agama Islam. Sebuah pekerjaan yang tidak pernah terbetik dalam benak seorang muslim apa lagi yang non muslim. Bahkan umat Islam yang lugu dan polos tidak pernah membayangkan dan melihat mimpi indah ini. Imam Khomeini ra berhasil membalikkan khayalan dan bahkan mitos ini menjadi kenyataan, bak melakukan sebuah mukjizat.

Karya besar Imam Khomeini ra yang keenam adalah mampu menciptakan kebangkitan Islam di seluruh dunia. Di kebanyakan negara sebelum Revolusi Islam seperti di negara-negara Islam, organisasi-organisasi, para pemuda, orang-orang yang tidak puas dan para penuntut kebebasan bangkit berjuang melihat ketidakadilan dengan mengusung ideologi sosialis. Namun semua berubah setelah kemenangan Revolusi Islam. Kini berbagai gerakan dan kebangkitan yang muncul berlandaskan Islam. Hari ini setiap organisasi dan kelompok yang bangkit dengan motifasi menuntut kebebasan dan anti imperialisme di di dunia Islam, pasti menjadikan pemikiran Islam sebagai dasar, petunjuk teknis, harapan dan pilarnya.

Karya besar Imam Khomeini ra yang ketujuh mengubah cara pandang lama terhadap fiqih Syiah dengan metode baru. Fiqih Syiah punya dasar-dasar yang sangat kokoh. Fiqih Syiah merupakan salah fiqih paling kokoh dan bersandarkan kaidah-kaidah, prinsip-prinsip dan dasar-dasar yang sangat kuat. Imam Khomeini ra berhasil mencerahkan berbagai dimensi fiqih Syiah yang sebelum ini tidak begitu jelas dan memperluas kajian kajian fiqih Syiah dengan cara pandang global dan dalam koridor negara Islam.

Karya besar Imam Khomeini yang kedelapan adalah meruntuhkan cara pandang yang tidak benar mengenai moralitas pribadi seorang penguasa. Dunia jamak menerima bahwa mereka yang berada di puncak struktur sosial memiliki moralitas individu yang khusus baginya seperti sombong, hidup enak, berfoya-foya, diktator, egois dan sifat-sifat lainnya yang seperti ini. Sudah menjadi kesepakatan rakyat di negara mana saja seorang pemimpin yang berkuasa punya moral yang semacam ini. Hal ini menjadi fenomena biasa bahkan di negara-negara revolusioner. Tokoh-tokoh revolusioner yang kemarin hidup di bawah tenda-tenda dan bersembunyi di bawah tanah, sesaat setelah memegang tampuk kekuasaan kondisi dan cara hidup mereka langsung berubah. Moralitas mereka dalam memerintah juga berubah. Kini mereka berlaku sama seperti raja-raja dan pemimpin negara lainnya. Kenyataan ini kita saksikan dari dekat dan masyarakat juga melihat hal ini sebagai fenomena yang biasa saja.

Namun Imam Khomeini ra mampu membalikkan cara pandang salah ini dan berhasil membuktikan bahwa seorang pemimpin yang dicintai rakyatnya dan bahkan umat Islam lainnya di dunia dapat hidup secara sederhana. Imam Khomeini ra bahkan menerima tamu di huseiniyah (mushalla) dan bukan di istana-istana mewah dan gemerlap. Imam Khomeini ra membuktikan seorang pemimpin dapat bergaul bersama masyarakat dengan pakaian, bahasa dan akhlak para nabi.

Bila hati setiap penguasa dan pemimpin telah diterangi cahaya makrifat dan hakikat, ia sudah tidak lagi memerlukan kemewahan, protokol, pemborosan, kediktatoran, kesombongan dan arogansi. Mukjizat besar Imam Khomeini ra adalah mampu memanifestasikan cahaya makrifat dan hakikat tidak hanya dalam kehidupan pribadinya saja, tapi juga dalam sistem pemerintahan Islam yang dibangunnya.

Karya besar Imam Khomeini ra yang kesembilan adalah keberhasilan beliau menghidupkan kembali rasa percaya diri dan kebanggaan dalam diri bangsa Iran. Saudara-saudara yang mulia! Pemerintah zalim dan individual di Iran selama bertahun-tahun telah menjadikan bangsa kita sebagai bangsa yang lemah, miskin dan tertindas. Sebuah bangsa yang sejatinya memiliki potensi besar dan keistimewaan luar biasa. Bangsa yang sepanjang sejarah setelah munculnya Islam memiliki berbagai catatan kebanggaan di bidang sains dan politik.

Kekuatan-kekuatan asing seperti Inggris, Rusia, negara-negara Eropa dan terakhir Amerika telah menghina bangsa Iran. Rakyat Iran masa itu juga percaya bahwa mereka tidak mampu melakukan pekerjaan besar. Mereka tidak dapat membangun dan tidak punya inisiatif. Orang lain menjadi juragan dan memerintah mereka sesuka hati! Kekuatan-kekuatan asing berhasil mematikan semangat nasionalisme. Namun Imam Khomeini ra berhasil menghidupkan kembali kebanggaan nasional dalam diri bangsa Iran.

Pada masa itu rakyat kita tidak terikat dengan rasa dan kebanggaan nasionalisme yang dipopulerkan Rezim Pahlevi dan dipicu oleh kekuatan mustakbir, namun mereka merasa mulia dan kuat.

Kini bangsa Iran bersatu dan tidak takut menghadapi konspirasi Timur, Barat dan konservatif. Bangsa Iran tidak lagi merasa lemah di hadapan mereka. Para pemuda kita merasa mampu membangun sendiri negaranya. Rakyat Iran merasa memiliki kemampuan menghadapi tekanan dan arogansi Timur dan Barat. Imam Khomeini ra yang berhasil menghidupkan kembali semangat kemuliaan, percaya diri, nasionalisme dan kebanggaan hakiki.

Karya besar Imam Khomeini ra yang kesepuluh membuktikan slogan “tidak Timur dan tidak Barat” sebagai dasar untuk berlaku. Orang-orang selama ini beranggapan bahwa kalau tidak bersandar pada Barat, kita harus bergabung dengan Timur. Kita harus mengkonsumsi produk dan memuji satu kekuatan atau harus memilih kekuatan lainnya.

Mereka tidak pernah berpikir ada satu bangsa yang mampu mengatakan “tidak” kepada Timur dan Barat, sekaligus melawan dan tetap hidup. Bahkan dari hari ke hari kekuatan mereka semakin berakar dan kokoh. Imam Khomeini ra berhasil membuktikannya.

Petikan khotbah Jumat 14/7/1989 (23/4/1368)

SUARA PEMIMPIN (3) : Hasil dan Berkah Gerakan

Hasil dan Berkah Gerakan Imam Khomeini ra

Imam Khomeini ra benar-benar ruh Allah yang menolong orang-orang mustadh’afin dengan tongkat dan tangan bercahaya putih Musawi (Nabi Musa as) dan penjelasan dan al-Quran Musthafawi (Nabi Muhammad saw). Imam Khomeini ra berhasil menggetarkan tahta firaun-firaun di masanya dan menyalakan hati para mustadh’afin dengan cahaya harapan. Imam Khomeini ra memberikan kehormatan kepada manusia, kemuliaan kepada orang-orang mukmin, kekuatan kepada umat Islam, spiritual kepada dunia materialisme yang kosong jiwanya, gerakan kepada dunia Islam dan keberanian dan syahadah kepada para pejuang dan mujahidin di jalan Allah.

Imam Khomeini ra berhasil menghancurkan berhala-berhala dan membersihkan kepercayaan-kepercayaan syirik. Imam Khomeini ra berhasil memahamkan kepada semua manusia bahwa menjadi manusia sempurna, hidup seperti Imam Ali as hingga kemampuan seseorang mencapai batas kemaksuman bukan sebuah mitos, namun sebuah kenyataan. Imam Khomeini ra juga memahamkan kepada umat manusia bahwa menjadi kuat, membebaskan diri dari kurungan, melawan para imperialis adalah satu hal yang mungkin dan telah dilakukannya. Imam Khomeini ra telah merasakan cahaya kebenaran yang disaksikan para pemilik hati yang suci di wajahnya dan rasa kebaikan ilahi yang mengguyurnya semasa hidup dan matinya. Doa Imam Khomeini ra terkabulkan saat mengatakan, “Ilahi! Jadikan kebaikan-Mu tetap menyertai hidupku dan jangan putuskan kebaikan-Mu dariku ketika aku mati".

Pidato Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam peringatan empat puluh hari wafatnya Imam Khomeini ra. 14/7/1989 (23/4/1368)

SUARA PEMIMPIN (2) : Cita-cita Besar

Cita-cita Besar Imam Khomeini ra

Imam Khomeini ra memiliki sejumlah cita-cita besar seperti yang telah dijelaskannya; melawan mustakbirin, mempertahankan ketegasan sikap “tidak timur dan tidak barat”, menekankan kemandirian hakiki dan total Iran di segala bidang, menekankan keseriusan dan kontinyuitas melindungi prinsip-prinsip agama, syariat dan fiqih Islam, menciptakan persatuan dan solidaritas, memperhatikan nasib umat Islam dan umat tertindas, meninggikan kehormatan Islam, umat Islam dan tidak gentar menghadapi kekuatan-kekuatan dunia, mewujudkan keadilan dalam masyarakat Islam, dukungan mutlak dan terus menerus terhadap mustadh’afin, miskin dan kalangan bawah serta membantu mereka.



Kita semua telah menyaksikan betapa Imam Khomeini ra bersungguh-sungguh dan tanpa jeda melanjutkan gerakannya di jalur ini. Kita harus meneruskan jalan, amal saleh dan gerakan tanpa henti Imam Khomeini ra.



Petikan dari pidato pemimpin tertinggi Ayatullah Khamenei dalam acara pengambilan sumpah perdana menteri dan kabinetnya 7/6/1989 (17/3/1368)

SUARA PEMIMPIN (1) : Pengibar Panji Kemurnian Islam

Imam Khomeini ra Pengibar Panji Kemurnian Islam

Kini di dunia Islam ada yang memerangi kezaliman dan arogansi dan ada juga yang mengutuk aksi penjarahan dan kejahatan. Islam semacam ini harus siap menghadapi permusuhan adidaya Amerika, Zionisme Internasional, perusahaan-perusaahaan raksasa penjarah sumber-sumber kekayaan, penguasa-penguasa korup dan kepala-kepala negara tak bermoral.

Ketika kita berada di belakang Imam yang mulia dan pengibar panji kemurnian Islam dan menyuarakan slogan-slogan Islam yang hakiki, kita sejak awal telah menyadari bahwa musuh-musuh, kekuatan-kekuatan dan negara-negara adidaya tengah berbaris menghadang. Hal yang sama terjadi pada masa permulaan Islam. Saat itu orang-orang Yahudi, munafik, kafir dan musyrik memblokade kota Madinah dan memaksakan perang Ahzab atau Khandaq. Menyaksikan hal itu orang-orang mukmin mengatakan, Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita” (QS. 33: 22). Ini bukan hal yang baru. Allah dan Rasul-Nya telah menyampaikan masalah ini kepada kita bahwa orang-orang jahat, bengis dan korup akan bersatu melawan kalian. Oleh karenanya saat mereka menyaksikan kebenaran janji ilahi, keimanan mereka semakin kokoh.

Di mana saja Islam sejati muncul, di sana pasti ada manusia-manusia yang bersih, hatinya suci, jiwanya bening dan fitrah yang belum tercemar akan membelanya sekuat tenaga, meski kekuatan-kekuatan kotor dan keji bersatu memusuhinya. Mengapa sepuluh juta manusia berduka cita di hari wafatnya Imam Khomeini ra? Mereka berkumpul mengelilingi jenazah beliau yang terhormat sembari memukul-mukul kepala dan dadanya. Mengapa ratusan juta umat Islam di seluruh penjuru dunia berduka cita dan sedih hanya karena wafatnya seorang manusia? Apa rahasia yang membuat Imam kita begitu dicintai? Jawabannya hanya satu kata, Islam! Imam sendiri yang mengajarkan kepada kita mengenai hal ini. Beliau menekankan bahwa karena Islam, Allah membuat hati-hati terpesona pada revolusi, Rahbar dan bangsa Iran.

Islam murni, pembelaan terhadap orang tertindas dan penentangan terhadap orang zalim yang membuat kaki dan hati kalian kuat, sehingga mampu melintasi jalan panjang dan tiba di sini. Islamlah yang menyedot dan menghimpun hati-hati dan menciptakan sebuah kekuatan besar yang tak terkalahkan. Inilah inti rahasia yang harus benar-benar kita pahami dan selalu diingat.

Petikan dari pesan Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei dalam acara pembaitan para rohaniawan, pejabat dan masyarakat Provinsi Fars, Hormozgan, kota Qazvi dan Takestan 12/7/1989 (21/4/1368).

Thursday, November 25, 2010

Doa untuk Orang Tua

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad hamba-Mu dan rasul-Mu dan ahli baitnya yang suci, istimewakan mereka dengan yang paling utama dari rahmat-Mu, kasih-Mu, kemuliaan-Mu dan kedamaian-Mu

Ya Allah
istimewakan juga kedua orang tuaku dengan kemuliaan di sisi-Mu dan rahmat-Mu wahai yang paling Pengasih dari segala yang mengasihi

Ya Allah
Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Ilhamkan kepadaku ilmu tentang kewajibanku
Gabungkan bagiku seluruh ilmu itu secara sempurna
Gerakkan aku untuk mengamalkan apa yang Kau ilhamkan kepadaku
Bimbinglah aku untuk melaksanakan pengetahuan yang telah Kau tunjukkan kepadaku
Sehingga
aku tidak kehilangan waktu untuk mengamalkan apa yang telah Kau ajarkan kepadaku
dan anggota badanku tidak berat untuk melakukan apa yang telah Kau ilhamkan kepadaku

Ya Allah
Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya sebagaimana telah Kau muliakan kami dengannya
Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya sebagaimana telah Kau wajibkan bagi kami hak terhadap makhluk-Mu karenanya

Ya Allah
Jadikan takut kepada kedua orangku seperti takut kepada penguasa, dan berbuat bajik kepada keduanya seperti kebajikan seorang ibu yang penyayang
Jadikan ketaatanku kepada kedua orang tuaku dan kebajikanku kepada mereka
lebih menenteramkan hatiku daripada tidur bagi orang yang amat mengantuk
lebih menyejukkan hatiku dari seteguk air bagi yang amat kehausan
Sehingga
aku dahulukan kehendak mereka daripada kehendakku
aku utamakan ridha mereka daripada ridhaku
aku anggap banyak kebajikannya walau mungkin sedikit
dan aku anggap sedikit kebajikanku walau mungkin banyak

Ya Allah
Indahkan ucapanku kepada mereka
Haluskan tabiatku kepada mereka
Lembutkan hatiku kepada mereka
Jadikan aku orang yang sangat mencintai mereka

Ya Allah
Balaslah kebaikan mereka karena telah mendidikku
Berikan ganjaran kepada mereka karena telah memuliakanku
Jagalah mereka sebagaimana mereka memeliharaku semasa kecilku

Ya Allah
untuk setiap derita yang menimpa mereka karenaku
untuk setiap hal tidak enak yang mengenai mereka karenaku
untuk setiap hak mereka yang aku abaikan
jadikanlah semua itu penghapus dosa mereka
ketinggian derajat mereka
kelebihan dalam kebaikan mereka
Wahai yang mengubah keburukan dengan kebaikan secara berlipat ganda

Ya Allah
untuk setiap pembicaraan mereka yang melanggar batas terhadapku
untuk setiap perbuatan mereka yang berlebihan terhadapku
untuk setiap hak-ku yang mereka lalaikan
untuk setiap kewajiban terhadapku yang mereka abaikan
semua sudah aku berikan kepada mereka, dan aku ikhlaskan atas mereka
dan aku tidak membenci mereka apapun cara mereka memperlakukanku,

Ya Allah
mereka mempunyai hak terlalu besar terhadap diriku
kebaikan yang terlalu utama terhadapku
perberian yang terlalu banyak bagiku
sehingga aku tak mampu membalasnya dengan adil atau memberikan imbalan yang sepadan

Duhai Tuhanku
bagaimana harus kubalas budi mereka
lamanya kesibukan mereka untuk mengurusku
beratnya kelelahan mereka menjagaku
dan penanggungan mereka akan kesempitan untuk memberi keleluasaan bagiku

Aduhai
Aku tak akan bisa memenuhi hak mereka terhadapku
Aku tak mampu melaksanakan kewajibanku kepada mereka
Aku tak sanggup menjalankan kewajibanku untuk berkhidmat kepada mereka
Maka, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Bantulah aku
Wahai yang paling baik untuk dimintai bantuan
Bimbinglah aku
Wahai Pembimbing yang dirindukan
Jangan jadikan aku orang yang durhaka kepada ayah ibu
pada hari ketika setiap diri dibalas karena hasil kerjanya dan mereka tak dianiaya

Ya Allah
Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Istimewakan kedua orang tuaku dengan yang paling utama dari apa yang Kau istimewakan kepada orang tua wahai yang paling Pengasih dari segala yang mengasihi

Ya Allah
Jangan biarkan aku lupa untuk menyebut mereka sesudah shalatku
pada saat-saat malamku, pada saat-saat siangku

Ya Allah
Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Ampunilah daku dengan doaku untuk mereka dengan ampunan yang sempurna
Ampunilah kedua orang tuaku dengan kebaikan mereka padaku
Ridhailah mereka dengan syafaatku untuk mereka dengan keridhaan yang paripurna
Sampaikan mereka dengan anugerah-Mu kepada tempat-tempat kesejahteraan

Ya Allah
Jika ampunan-Mu lebih dahulu datang kepada mereka,
izinkan mereka untuk memberi syafaat kepadaku
Jika ampunan-Mu lebih dahulu sampai kepadaku,
izinkan aku untuk memberi syafaat kepada mereka
Sehingga dengan kasih sayang-Mu kami berkumpul di rumah-Mu yang mulia
di tempat ampunan dan kasih-Mu
Sungguh Engkau Pemilik karunia yang besar dan anugerah yang abadi
Engkaulah Yang maha Pengasih dari semua yang pengasih.

Dari kitab kumpulan doa "Ash-Shahifah As-Sajjadiyah" doa ke 24 yang diajarkan Imam Ali Zain al Abidin (as), cicit Rasulullah Muhammad (saaw)

Shalat untuk Orang Tua

Shalat untuk orang tua (shalat birrul walidayn) adalah shalat untuk berbakti kepada kedua orang tua. Shalat ini oleh anak untuk kedua orang tuanya, untuk mewujudkan keberbaktian kepada mereka, baik masih hidup atau telah berpulang ke hadirat Allah swt

Rasulullah saw pernah ditanyai: “Siapakah yang paling besar haknya terhadap seseorang?” Beliau menjawab: “Kedua orang tuanya.” Kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya saat mereka masih hidup, tetapi setelah mereka meninggal ia tidak memohonkan ampunan untuk mereka, maka ia dicatat sebagai anak yang durhaka kepada keduanya. Dan sesungguhnya anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya saat mereka masih hidup, tapi sesudah mereka meninggal ia memperbanyak istighfar untuk mereka, maka ia dicatat sebagai anak yang berbakti.” (Al-Mustadrak 2:112).

Shalat ini diajarkan oleh Rasulullah saw dan keluarganya. Shalat ini dilakukan dua rakaat dengan niat untuk berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua. Caranya:

Rakaat pertama: sesudah surat Fatihah membaca surat Ibrahim/14: 41 (10 kali) yaitu:

Rabbanaghfirlî wa li-wâlidayya wa lil-mu’minîna yawma yaqûmul hisâb.

Ya Tuhan kami, ampuni aku dan kedua orang tuaku serta orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).

Rakaat kedua: sesudah surat Fatihah membaca surat Nuh/71: 28 (10 kali) yaitu:

Rabbighfirlî wa li-wâlidayya wa liman dakhala baytî mu’minan wa lil-mu’minîna wal mu’minât.

Ya Tuhanku, ampuni aku dan kedua orang tuaku, dan orang yang masuk ke rumahku dengan beriman, serta seluruh mukminin dan mukminat.

Setelah salam membaca doa berikut 10 kali

Rabirhamhumâ kamâ rabbayanî shaghîrâ.
Ya Tuhanku, kasihani mereka berdua sebagaimana mereka mendidikku di
waktu aku kecil.


Mafâtihul Jinân, bab 2, halaman 215

Tuesday, November 23, 2010

Mahdi (PBUH),Ten Revolutions in One Revolution

Introduction

The humane characteristics of the community Mahdi (PBUH) will establish

Revolution in women rights, intellectual improvement, and scientific rights

Economic revolution

Revolution in the human relations

Revolution against discrimination

Social revolution

Security revolution

Civil revolution

Revolution against ignorance

Cultural revolution

The characteristics of the companions of Mahdi (PBUH)

The content of the treaty between Mahdi's (PBUH) and his companions

Introduction

The report card of all the schools of thought through out the history reveals many weak points. The majority of them concentrated on one aspect, but ignored other important aspects of humanity. All these ideologies were "self-centered", meaning that they considered themselves as the central ideology and others (rest of mankind) as the surrounds, and most important of all, they had great claims; however, they made a poor performance.

In other words, they propagated goodness in theory, but were extremely weak in practice. After the middle ages, there has not been almost any improvement in humanity; Humans seem tired and bored of any materialistic ideology. The western conclusion about any materialistic ideology is that none of the schools of thoughts have fulfilled humanity needs; therefore it is not necessary to depend on any of ideology; there is no need for a new one. They believe that have been deceived enough, and a worldwide revolution could never happen. At this blind point, where people feel a gap, a great revolution will occur that will take over the whole world. Mahdi (PBUH) will come, and will "change the humane condition".

The east and the west of the world are Mahdi's (PBUH); although his message implies denial of east and west, it considers both hemispheres in terms of audience and covers the whole world. Mahdi's (PBUH) mother was a Christian from Rome Empire, who was taken as a captive of war and chose Islam on her own. He is from two different races; so, Imam Mahdi's (PBUH) arise is a global change for all humans, not specific to certain nationality or tribe. His mother, as well as mothers of some other Imams (PBUT), was not apparently from a high prestige family from social, economic, or political aspects. Therefore, the greatness of this movement is obvious since the wrong system of social leveling does not intervene this worldwide rising.

The humane characteristics of the community Mahdi (PBUH) will establish

This article aims to cite, though briefly, some characteristics of the society which is going to be set up by Imam Mahdi (PBUH). The government of Imam Mahdi (PBUH) is a religion-worldwide government; however, it is not the government of stereotypes. In other words, it doesn't mean that it would be a world full of identical people who think and act in a similar fashion just like machines do; they will not have identical appearances or tastes. In fact, the relationships will be based on divine criteria, and all the people will recognize the rights and limitations while they are different. People will all be educated and learned persons who know their rights and responsibilities; they will be balanced, yet different. There will be no disputes since all the people will recognize the truth.

The definition of obedience in the society of Imam Mahdi (PBUH) does not intend to disregard human intellect and replace human understanding and feelings with machines. This obedience within the leadership of Imam Mahdi (PBUH) in the worldwide revolution guarantees the right of people and advances each individual's intellect.

The effort in his revolution is to fight for the "right of people", and the flag of this revolution is the flag of "justice". As stated in the Ahadith, the main act of Imam Mahdi (PBUH) will be to give the people their physical and spiritual rights. Therefore, the main pledge in the society of Imam Mahdi (PBUH) is "justice"; once the former society has been filled with injustice and crimes, it will be replaced with justice and the rights of the people will be given to them. His main goals and philosophies of his revolution consist of saving the people, executing human rights, removing racism...

His power will flourish upon the east and west of the world, and no land will be left outside of this empire. The question that can arise to this is:" Is this victory going to be the same as those victories that the Roman and Egyptian kings were seeking?"

Imam Ali (PBUH) has answered this question as follows:" Mahdi will reappear to free all the slaves on earth". The idea that slavery has ended its course in today's world is a false analogy. Though at this time we do not see the old fashioned slavery in most part of the world, however, slavery is being practiced in a more modern state. Most of the people are slaves in the hands of masters who practice slavery in a modern fashion of buying and selling generations of people. Thus, it becomes clear as to why Imam Ali (PBUH) said, "Mahdi will not leave any slave on earth without having freed him". By slavery, it is referred to all sorts of slavery such as economic slavery, political slavery, and other kinds of slavery.

Imam Mahdi (PBUH) will not leave any debtor on earth without having paid his debt. He will not allow any oppression free without having paid back the oppressed. The future and rights of each single person is important to him.

The revolution and reform by Imam Mahdi (PBUH) is so humane that he will not kill any innocent person, even if that person is in the opponent army. His revolution is a determined revolution in that it will not negotiate with any oppressor; however, it is a completely humane revolution; it is not a blind revolution that takes advantage of the individuals to achieve victory and power.

"Human", even a single individual, is important to him. The smallest right is significant for him. He explains that there is nothing more obligatory than executing justice, even if it is the smallest right for the most common person. The revolution of Imam Mahdi (PBUH) is in fact the revolution of people, and it will be established by a pious and accomplished leader.

As he has to deal with two kinds of persons, he will present two different characteristics. His first characteristic is toward the most of the people of the world and especially to the poor. He will act so kindly and modestly towards them that it is as if he was feeding them with honey (exact words of a Hadith). Nonetheless, his second characteristic is toward the cruel of the world. He will just fight with them and does not forgive them anyway. They have been asked to repent from what they had done for thousands of years. Now, the age of recommendation and forgiveness is ended and it is the time to bring into action what all the prophets (PBUT) had promised.

According to the Ahadith, everything in Mahdi's (PBUH) society will end to peace, friendliness, brotherliness, mercy, and unity. Mahdi (PBUH) will fight, but for peace; that is because he knows that these wars won't end unless a war brings them to end. He will fight for peace accompanied by justice.

The slogan of Mahdi's (PBUH) society is kindness. In his society, people help each other without playing any trick on each other. Wherever somebody commits a crime, no matter who he is, he will be punished instantly without any exceptions.

In his governorship, he will be very strict towards the operators of the worldwide Islamic government; however, he will be very patient with people, especially the poor. He will treat people in a very kindly and modestly manner. He will give every one his due and finally, he will bring all the goals of the prophets (PBUT) into action.

His revolution is not a single revolution; rather it consists of several revolutions in one. This revolution is an exception from all points of view throughout the history. It is not just a political revolution, but a vast cataclysm in all the material and spiritual aspects of the human's life. In this article, we will take a look at several aspects of this revolution:

Revolution in women rights, intellectual improvement, and scientific rights

He will choose 313 persons who will be the main operators of his government. According to the Ahadith, there are 50 women amongst them, who will perform in the highest level of global management. This clearly illustrates the role of women in this revolution.

In his society, women will be honored without loosing their chastity. Thus, we understand three great revolutions in the society of Mahdi (PBUH), namely intellectual revolution, rights revolution (women rights) and scientific revolution.

Economic revolution

At that time (the reappearance era), an economic and technological revolution will take place; he will take over the whole world; all the superficial and underground resources will be available for the deprived people; the soils will become fertile; there would remain no ruined place on earth except that it would become habitable in Mahdi's (PBUH) government. It will not be so that a small minority is full while the majority is hungry. The entire world will become habitable and every where is prosperous; the springs will be overflowed by water. At this time, there will be abundant favors for mankind, and they share them without any injustice and prodigality.

Revolution in the human relations

Another revolution will happen in the inter-relation of human beings. The sincere and friendly relations will improve to the extent that if a person needs something, he can use the other one's property without any struggle or dissatisfaction. At that time, everything will be for everyone. There is no conspiracy among the people and they consider each other as brothers since they all respect each other. Besides being great and bloody, his revolution brings brotherhood rather than revengefulness.

Revolution against discrimination

At that time, all the people live like each other; they will be all either full or hungry, whenever there is not enough supply, unanimously. According to the Ahadith, when Mahdi (PBUH) comes, he will divide the properties among the people properly, or identically as the Hadith states. It will be so that no one would remain hungry on the entire earth. Even in our time, in the wealthiest countries (in spite of the fact that such wealth is brought about as a result of oppression and social leveling across the world) there are thousands of people who are deprived of primary facilities. In today's world, the exact meaning of social leveling and class distinction is demonstrated. Nevertheless, at that time convenience and wealth will be spread without any discrimination everywhere.

Social revolution

Whilst the human being will experience convenience, egoism and profiteering will no longer exist. In that society, all the people will help each other. Although the social aspects of the revolution are magnificent, they are realistic. Of course it is obvious that in today's world, providing such situation is impossible; nevertheless, this is the extreme of Islam's doctrine and it will definitely be practiced.

Security revolution

The other aspect of Mahdi's (PBUH) revolution is for security. According to the Ahadith, in the government of Mahdi (PBUH), a young girl (who likely is sensitive to harshness and aggression) can have a trip from on corner to another corner of the world lonely, while no danger threatens her. At that time, people will gradually forget the word "fear"!

Civil revolution

The entire world will be civilized by him; the whole societies will experience pleasure and joy. This joy will be humane, not gained by oppressing others or usurping others' rights.

Revolution against ignorance

A huge revolution will take place in understanding the religion, and knowing the religion will improve and ameliorate. According to the Ahadith, when he arises, some Muslims will oppose him and apply verses of the Holy Quran against him. Those are people who have neither understood the true religion nor helped it. They have not experienced any hardship for the religion, but made benefit of it. There is a Hadith implying that he will arise against both ignorance and innovations. He will fight against ignorance, teach people the pure religion as it was descended, and eliminate incorrect interpretations of the religion.

Cultural revolution

A great cultural revolution will occur by Imam Mahdi (PBUH) too. As mentioned in some Ahadith, the ratio of all the sciences know by human to the sciences which Imam Mahdi (PBUH) will discover is 2 to 27. This means that human, though having made such progresses, is not highly knowledgeable.

The characteristics of the companions of Mahdi (PBUH)

At the end of this section, we will name some of the characteristics of Imam Mahdi's (PBUH) companions extracted from the Ahadith:

In comparison with the 16th and 17th century, people tend to reach unity in today's world due to human and Islamic knowledge and communications. They have the readiness to say the same, recognize the same and react in the same manner. Perhaps these communications have led us to Globalization (established by Imam Mahdi (PBUH) not by western countries).

His companions are 313 people from different races at first. They are the main staff of the global rising of Imam Mahdi (PBUH). Then, according to the Ahadith, their number will increase to the extent that besides those 313 people who are the main executives, the operative staff will include

His companions are 313 people from different races at first. They are 10'000 people, and finally the rising will become worldwide. As the Ahadith state, most of Imam Mahdi's (PBUH) companions are from the youth. His revolution is done by the youth, as changing the world could be done by them. In another Hadith, they are described as follows:

Their hearts are firm as iron; they fear nothing and will control the world rapidly and powerfully. They will pass a difficult examine, and the superiors of them are 313 people. Their reward is more than Prophet Muhammad's (PBUH) companions; because they have never seen the Prophet (PBUH), their situation is more complicated, and resistance is more difficult at that time; nonetheless, they remain in the right path. One important thing that needs to be considered is that organizing the world won't be simple; it requires patience and hard working. His companions will wear military uniform for a long time and eat little till they spread justice in the world. This era will be a beginning of difficulties for them, as it will be a beginning of comfort for others. It is basically a beginning of difficulties for Imam Mahdi's (PBUH) companions in order to achieve global justice. They have to dress simply, be respectful, and live in the lowest level among people. The comfort and welfare gained in Imam Mahdi's (PBUH) governorship does not belong only to the rulers, but to all the people. Imam Mahdi (PBUH) will live simply during his governorship.

There will be no compliment between Mahdi (PBUH) and other nations and he will do full justice to everyone. When he rises, he is not under oath of any corrupt ruler. It means that he is not responsible towards any previous government.

The content of the treaty between Mahdi's (PBUH) and his companions

The last part of this article explains the content of a treaty between Mahdi (PBUH) and his followers. This treaty will glorify the magnificence and divinity of Mahdi's (PBUH) rising, while it also merges great decisiveness and humanity. It should be noted that these purports are extracted from authentic Ahadith of Shia:

Mahdi (PBUH) will ask his followers to promise that they would not insult anyone, assault on anyone, or attack anyone's house without getting permission during the great revolution. Usually in revolutions and croups, assaulting and attacks are often done and no pity is accepted; however, Mahdi' (PBUH) revolution is different from other manmade systems.

Moreover, he will have his followers promise not to gather gold and silver for themselves; he wants the governors of the religious revolution not to proliferate their properties.

He obliges them not to use the orphan's or the defenseless people's wealth. He notifies them not to abuse their power to use the defenseless wealth.

He demands them not to wear expensive clothes or the one that is different from the others. He orders them not to rule people the way kings do, and to fight for the sake of Allah (SWT) with their most power and in a manner that the Almighty Allah (SWT) is pleased. He wants them to live in difficulty so that the rest live in convenience. Consequently, the revolutionists will not corrupt after the revolution, and the revolution outcome will not be lost. This revolution will not be forgetful about the people. It will begin for people and continue for them as well.

Mahdi (PBUH) also considers himself responsible for behaving as like as his followers promise.

He promises to use the same road, move the same way, and have the same clothing as they do. The morality principles for rulers are not different from those of other people. Overall, Mahdi (PBUH) will be the same as his followers, and will promise what they promise. After the revolution, he will live in the worst conditions, and will content to the little. He will also promise that there would be no courts, barriers, or distance between him and the people; this means the lowest conditions for a worldwide leader. Also, this is a part of his promise that no distance will be made between people and rulers. His reappearance is the right of the human, thus man should be waiting for him, and try to pray for his appearance.